Assalamualaikum, Generasi Qur’ani!
Seperti yang sobat Gen-Q ketahui, fenomena ‘hijrah’ saat ini tengah marak di tengah masyarakat Indonesia, khususnya bagi para generasi muda. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran dakwah para guru, mubaligh, ataupun saudara-saudara muslim kita yang begitu mencintai agama yang mulia ini. Meski banyak pihak atau oknum-oknum tertentu yang ingin menekan dakwah islam di Indonesia, tapi ternyata hal tersebut tidaklah menyurutkan jumlah pembelajar agama di majelis-majelis ilmu maupun para pendaftar organisasi keislaman di sekolah atau perguruan tinggi, loh. Alhamdulillah~
Nah, menjamurnya majelis ilmu, organisasi keislaman, dan lingkungan yang islami ini tentunya bukan hanya membawa perubahan ke arah yang lebih positif dari segi keimanan dan ibadah saja, ya? Akan tetapi, juga dalam pergaulan antar sesama manusia. Eits, dalam pergaulan ini tentunya kita menggunakan bahasa, dong? Nah, yang ingin dibicarakan di sini ialah penggunaan bahasa di dalam pergaulan generasi muda muslim, nih, sobat GenQ.
Ada yang menarik dengan penggunaan bahasa dalam pergaulan pemuda muslim saat ini. Sebagian pemuda muslim sudah mulai mengenal ucapan-ucapan yang memiliki makna doa, seperti Barakallah, Jazakumullahu khairan, Syafakillah, Fii amanillah, dan lain-lain. Sungguh indah mendengar para generasi muda menggunakan kalimat-kalimat di atas sebagai ucapan kepada saudara seimannya.
Akan tetapi, yang menarik adalah, ada sebagian masyarakat yang menganggap bahwa hal ini termasuk ancaman dalam penggunaan bahasa Indonesia, loh! Suatu hari, saya pernah menonton satu tayangan video yang menyinggung hal ini (Untungnya, video tersebut tidak dipublikasikan oleh si pembuat video, dan semoga saja tidak akan dipulikasikan). Dalam video tersebut, ucapan-ucapan itu disetarakan dengan ucapan dalam bahasa asing lain (seperti dalam bahasa Inggris yaitu get well soon, thank you, congratulation, dll) yang saat ini lebih akrab digunakan oleh pemuda bangsa dan merupakan bentuk dari tidak mengutamakan bahasa Indonesia, sehingga dianggap akan berbuah pada lunturnya rasa cinta kepada bahasa Indonesia. Lantas, benarkah demikian?
Menurut saya, hal pertama yang harus dipahami adalah makna dari ucapan-ucapan tersebut. Benarkah ucapan tersebut sebatas ucapan yang mengalihbahasakan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa arab? Tentu tidak.
Banyak yang menganggap, bahwa kata ‘terimakasih’ sepadan dengan Jazakumullah khairan. Hal ini tentu keliru, ucapan Jazakumullah khairan tidak bisa disepadankan dengan kata ‘terimakasih’ dalam bahasa Indonesia. Jazakumullah khairan berarti 'semoga Allah membalasmu dengan kebaikan'. Ya, ucapan tersebut merupakan kalimat yang mengandung doa yang sangat indah. Tidak heran jika banyak yang menggunakan kalimat tersebut ketika hendak berterimakasih pada seseorang yang telah berjasa kepadanya. Terlebih, kalimat ini juga pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Sama halnya dengan ucapan Barakallah. Banyak yang mengira bahwa Barakallah sepadan dengan kata 'selamat'. Lagi-lagi ini keliru, Barakallah memiliki makna ‘semoga Allah memberkahimu’. Ketika diperluas menjadi Barakallah fii umrik, maka bukan berarti memiliki makna 'selamat ulangtahun', melainkan mengandung doa yang bermakna ‘semoga Allah memberkahi usiamu’. Dua kalimat ini tentu memiliki makna, bahkan konteks yang berbeda.
Begitupula dengan ucapan syafakallah/syafakillah. Ucapan ini kurang tepat jika disepadankan dengan kata ‘semoga lekas sembuh’. Karena ucapan ini berisi kalimat yang mengandung makna doa kepada Allah yang berarti, ‘semoga Allah memberikan kesembuhan kepadamu’. Jauh lebih indah, bukan?
Hal demikian juga terjadi pada kalimat fii amanillah. Kalimat ini tidak sepadan dengan kalimat 'hati-hati di jalan' ataupun 'selamat jalan'. Makna dari kalimat ini jauh lebih dalam, Sob, yaitu bermakna 'semoga engkau dalam lindungan Allah.'
Jadi, sangat keliru ketika ada yang mengatakan bahwa penggunaan kalimat-kalimat di atas termasuk ke dalam penggunaan bahasa asing yang dapat melunturkan rasa cinta kepada bahasa Indonesia, ya, Sob! Sebab, dari segi maknanya saja jelas sudah berbeda. Kalimat-kalimat tersebut memiliki makna doa yang sangat indah bagi lawan yang diajak bicara.
Nah, tidak salah, kan, menggunakan kalimat-kalimat yang mengandung doa tersebut di dalam pergaulan antar saudara seiman? Bahkan bisa bernilai pahala di sisi-Nya. Jadi, jangan takut untuk mengucapkan kalimat yang mengandung doa, ya, sobat GenQ!
Sumber makna kalimat : beberapa ceramah para guru dan ulama serta web-web muslim yang terpercaya^^
0 komentar