Senin, 18 Juni 2018

Bersahabat karena Allah = Pilih-pilih Teman?!

Assalamu’alaikum sobat GenQ!

Masih di salah satu coretan anak Baqi, kali ini saya ingin mencoba mencorat-coret (baca: menulis) sebuah tulisan yang anak muda banget! Bukan, bukan tentang jomblo ataupun jodoh kok^^, tapi tentangg... persahabatan! Hm, persahabatan yang bagaimana ya?


Berkaitan dengan judul tulisan ini, persahabatan yang saya maksud adalah persahabatan yang didasarkan atas rasa cinta kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Hah?! Gimana deh? Ada gitu persahabatan macam begitu?

Loh, ya ada dong! Bahkan persahabatan macam ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Sejak zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Berkata Umar bin Khattab, “Tidaklah seorang hamba diberi kenikmatan yang lebih besar setelah keislaman, selain sahabat yang saleh. Maka apabila kalian mendapati teman yang saleh, peganglah ia erat-erat.”

Seseorang juga pernah berkata..

‘Mereka yang bersahabat karena Allah, selalu menjadikan Allah sebagai alasan untuk bertemu dan berpisah.

Mereka yang bersahabat karena Allah, akan saling mengingatkan kepada Allah dan saling menasihati dalam kebaikan dan kebenaran.

Mereka yang bersahabat karena Allah, akan selalu berupaya untuk menjadikan persahabatan mereka diridhoi oleh Allah.

Mereka yang bersahabat karena Allah, akan berusaha untuk dapat menjadi alarm kebaikan dan rem kemaksiatan bagi satu sama lain.

Mereka yang bersahabat karena Allah, tidak hanya berusaha meningkatkan kualitas diri sendiri, tetapi juga mengajak sahabatnya untuk bersama-sama menjadi pribadi yang lebih baik

Mereka yang bersahabat karena Allah, senantiasa mendukung dalam ketaatan dan tidak segan untuk saling menegur apabila ada kesalahan

Mereka yang bersahabat karena Allah, selalu melangkah bersama dalam kebaikan, sehingga kelak atas izin Allah salah satu darinya dapat menolong sahabatnya jika terjatuh ke neraka.

Mereka yang bersahabat karena Allah, akan berharap persahabatan mereka terus kekal hingga ke surga tertinggi’

Ah, indahnya...

‘Eh, tapi aku mah tidak mau pilih-pilih teman macam begitu! Aku berteman dengan siapa saja yang menurutku baik. Sejak kecil aku diajarkan untuk tidak pilih-pilih teman. Apalagi bawa-bawa Tuhan dan agama, Rasis ah. Tidak boleh seperti itu, bisa-bisa jadi biang perpecahan dan anti kerukunan di Indonesia, nih!’  

(Jawaban-jawaban seperti ini pernah saya baca di kolom komentar sebuah Akun Resmi yang memposting tulisan dengan topik yang sama dengan tulisan ini).

Loh, loh, loh, tidak ada yang melarang untuk berteman dengan mereka yang berbeda agama, kok. Berteman dan berbuat baik itu memang harus kepada siapa saja, bahkan kepada preman atau orang yang dianggap buruk di mata kita sekalipun, tetapiii untuk menjadikannya teman akrab atau sahabat, tentu harus pilih-pilih, dong. Bahkan islam juga mengatur hubungan persahabatan, loh, Sob. Agar kita tidak tersesat, dan tidak terjerumus pada pergaulan yang salah.

Sobat GenQ pasti pernah mendengar ungkapan seperti ini, “Sahabatmu ialah cerminan dirimu.” Nah, itu bener banget, Sob. Bahkan Rasulullah saw. pernah bersabda “Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh syaikh Al-Albani dalam silsilah Ash-Shahihah, no. 927)

Betapa banyak mereka yang terjerumus pada hal-hal negatif karena terbawa oleh lingkungan pertemanan. Betapa banyak mereka yang terlibat tawuran, narkoba, seks bebas, dan tindak amoral lainnya hanya karena salah dalam memilih teman. Dan betapa banyak yang pada akhirnya menyesal karena telah menjadikan orang yang sesat dan menyesatkan sebagai temannya. Berkaitan dengan penyesalan, ternyata Al-Qur’an juga menceritakan loh, Sob, tentang mereka yang menyesal di hari akhir nanti karena salah dalam memilih teman..

‘Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang zalim menggigit dua jarinya, (menyesali perbuatannya) seraya berkata “Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul. Wahai, celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sungguh, dia telah menyesatkan aku dari peringatan (Al-Qur’an) ketika (Al-Qur’an) itu telah datang kepadaku. Dan setan memang pengkhianat manusia.”’. Qs. Al-Furqon : 27-29,

Menurut hemat saya, sebenarnya memiliki teman yang senantiasa mengingatkan kita kepada Allah merupakan suatu kebutuhan, Sob. Kita tahu, iman manusia itu terkadang suka naik-turun. Terkadang semangat ibadahnya full, tapi terkadang pula rasa malas melanda. Nah, ketika rasa malas melanda itulah kita sangat memerlukan pemantik semangat lagi. Salah satu pemantiknya, yaitu adalah teman yang saleh dan saleha, yang senantiasa mengingatkan kita kepada-Nya, senantiasa memberikan nasihat dan saling berlomba-lomba dalam kebaikan.

Jadi, intinya bersahabat karena Allah itu sama dengan pilih-pilih teman?

Hm, kalau ‘teman’ yang dimaksud di sini ialah teman akrab, teman dekat, teman hidup dan teman setia, jawabannya tentu ‘IYA’. Dan agama memang telah mengatur urusan ini. Akan tetapi, bukan berarti kita jadi tidak mau bergaul dan bersosialisasi dengan mereka yang berbeda agama, atau yang menurut pandangan kita buruk, loh! Berbuat baik dan bersosialisasi itu harus kepada siapa saja, bukan?

Satu lagi, jangan sampai kita menjadi orang yang merasa diri kita paling benar dan suci, ya, Sob. Karena, lingkungan yang baik itu bukan malah menjadikan diri kita memiliki sifat takabur dan sombong, tetapi justru membuat kita semakin rendah hati dan semangat dalam memperbaiki diri.

Wallahua’lam bis shawab.

Sampai jumpa di coretan-coretan lainnya, Sobat GenQ!

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Sumber :

- Kajian Ustadz Adi Hidayat : Indahnya Persahabatan dalam naungan Iman dan Islam

- https://muslim.or.id/8879-pengaruh-teman-bergaul.html 

- Robiah, Faidatur. 2018. Sahabat Dunia Akhirat. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

Load disqus comments

0 komentar