Mungkin sudah sering kita dengar, “Laki-laki baik untuk perempuan baik dan begitupun sebaliknya”. Seperti halnya salah satu post disini, “ Aku ngaji, karena ganteng aja gak cukup buat nikahin kamu”. Dan di twitter aku sempat melihat salah satu tweet, “Aku ngaji, karena cantik aja gak cukup buat dilamar lelaki shalih kaya kamu”. Berusaha untuk memantaskan diri. Dikatakan bahwa jodoh adalah cerminan dari diri kita.
Mau masuk syurga? Maka pantaskanlah dirimu untuk bisa masuk syurga, seperti apa? Sudah Allah bocorkan syarat-syaratnya didalam surat cinta-Nya. Berusaha melayakkan diri untuk menaati setiap perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Seberapa besar keinginanmu untuk masuk syurga, sebesar itupun upayamu untuk memantaskan diri menjadi penghuninya. Karena tidak akan masuk syurga orang yang tidak layak. Seperti dikatakan dalam surat Al-Baqoroh: 214.
Mau menjadi mahasiswa berprestasi? Maka pantaskanlah diri untuk menjadi mahasiswa berprestasi itu sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan. Orang yang benar-benar menginginkan menjadi mahasiswa berprestasi, maka akan dia upayakan untuk mampu melayakkan diri dengan memnuhi seluruh syarat yang dituntut.
Mau mendapat ridho Allah? Pantaskanlah diri agar mendapat ridho Allah. Mau disayang orangtua? Jadilah anak baik, shalih, berprestasi, pantaskanlah diri untuk menjadi disayang orangtua.
Begitulah sedikit contoh tentang memantaskan diri. Maka sesungguhnya kita bisa menyetting kehidupan seperti apa yang hendak kita jalani. Ingin menjadi manusia seperti apa. Ini semua soal memantaskan diri. Salah satu ikhtiar kita, pun tidak akhirnya menafikkan takdir Allah. Namun, manusia pun memiliki kehendak untuk memilih, ingin menjadi seperti apa, apa yang hendak dilakukan, yang ini akan dimintai pertanggung jawabannya. Maka, pilihlah dan pantaskanlah diri untuk menjadi pribadi yang mampu menghantarkan diri kita pada hal-hal baik. Menjadi manusia yang ridho kepada Allah dan diridhoi Allah karena inilah cita-cita tertinggi seorang muslim.
Seperti halnya, motto dari salah satu dosenku, “Bekerja keraslah, karena sukses adalah keniscayaan”. Disini pun, ada indikasi memantaskan diri. Bekerja keras adalah syarat untuk memantaskan diri menjadi orang yang sukses. Mari, kita mulai gambarkan akan memntaskan diri menjadi apa atau siapa dalam hidup yang sementara ini.
Dan doakan aku, kau tau? Aku jatuh cinta pada Maryam, pada Khadijah, pada Fatimah dan shabiyah lainnya. Terutama Maryam, kau tau mengapa? Dalam surat Al-Imron: 42 yang artinya
“Dan (ingatlah) ketika para malaikat berkata, “Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah telah memilihmu, menyucikanmu, dan melebihkanmu diatas segala perempuan di seluruh alam (pada masa itu)”
Betapa bahagianya jika aku ada pada posisi itu. Ya tentu pujian dari Allah itu sesuai dengan ujian besar yang Allah berikan pada Maryam. Berusaha memantaskan diri seperti Maryam, jika dikatakan di ayat sebelum-sebelumnya, Maryam selalu tinggal di mihrabnya. Bagaimana beliau menghabiskan waktunya untuk senantiasa berkhalwat dengan Allah, bagaimana Maryam menjaga ‘izzah dan iffah nya sebagai perempuan. Begitupun dengan Khadijah. Semoga kita semua bisa menjadi tetangga di syurga kelak, bersama orang-orang yang kita kagumi. Yuk, pantaskan diri.
Annisa Maryam
0 komentar