Jujur, aku sangat tertarik dengan judul ini. Temanku yang sedang membaca buku ini, sedikit menyampaikan garis besar dari buku ini, “Buku ini mengajarkan kita bagaimana untuk sadar penuh dan hadir utuh dalam setiap hal yang kita lakukan saat ini, tidak terpaut dengan masa lalu ataupun mengkhawatirkan masa depan. Karena kadang kita, raga disini tapi pikiran dan hati entah berkelana kemana. Ketika kau sadar penuh, hadir utuh, ketika kau makan stroberi, kau akan tau rasa stroberi yang sebenarnya. Ketika kau bernapas, kau akan tau betapa tenangnya. Dan banyak hal, kau akan merasakan nikmat dari setiap aktivitas yang kau lakukan”. Indah, buatku.
Kita mungkin sering mendengar ungkapan, “Enjoy your life, hidup cuma sekali dan hiduplah yang berarti”. Dan salah satu cara menikmati hidup adalah dengan “sadar penuh—hadir utuh”. Bahwa keberartian hidup hanya akan dicapai ketika kita sadar, ketika kita benar-benar menghadirkan diri secara utuh dalam hidup itu. Kamu yang ada di hadapanku adalah kamu yang utuh dengan pikiran, jiwa, dan hatimu ada bersama ragamu di hadapanku.
Hampa. Kau tidak akan benar-benar hidup di masa kini, kau pun belum tentu akan hidup di masa depan yang kau khawatirkan. Ataupun kau takkan bisa kembali ke masa lalu, yang sering kali mengintaimu. Kau hidup saat ini, maka lakukanlah yang terbaik untuk saat ini. Bukan berarti kau tidak boleh untuk memikirkan masa depan, namun pikirkanlah sesuai ia dengan tempatnya. Berlaku adillah pada setiap aktivitas yang kau lakukan.
Duduklah sejenak, tenangkan pikiranmu, rasakan napas yang kau hirup dan kau keluarkan. Kau akan temukan ketenangan, kau akan temukan jantung yang terus berdetak, kau akan mulai menyelami dirimu. Dan pada titik tertinggi, kau akan bersyukur. Sadar penuh—hadir utuh akan mengantarkan pada syukur. Dan syukur akan membawamu menemui kebahagiaan.
Kau tau, apalagi jika kita mampu sadar penuh—hadir utuh dalam setiap shalat kita. Betapa besar nikmat yang akan kita dapatkan. Saat-saat terbaik, dengan kesadaran dan kehadiran yang utuh, kau akan dapatkan kebahagiaan terbaik. Pun ketika kita membaca Al-Quran, sadar penuh—hadir utuhlah dalam setiap katanya. Kau akan temukan berlapis-lapis kebahagiaan, berbutir-butir mutiara yang takkan kau temukan ketika hanya sekedar di ucap dalam bibir sahaja.
ANNISA MARYAM
0 komentar