Kamis, 14 April 2016

Ramadhan Series 01: Aaahhh, Puasa Lagi...

via: liputan6
Bismillah.

Tidak terasa ya Sahabat Qur’ani yang sama-sama mengharap Ridha Allah suhbanahu wa ta’alaa Ramadhan tahun ini telah memberi kabar akan datang menyapa kita. Kita berdo’a kepada Allah dengan nama-namaNya yang husna dan shifat-shifatNya yang mulia semoga kita bisa berjumpa dengan bulan Ramadhan tahun ini. Dan semoga ketika Ramadahan menyapa, kita dalam keadaan bahagia dan siap untuk melayani tamu tahunan yang satu ini dengan maksimal.

Membicarakan nyambut-menyambut Ramadhan. Ketahuilah Sahabat Qur’ani sekalian, ternyata tipe orang dalam menyambut Ramadhan itu berbeda-beda. Ada yang menyambut kedatangan Ramadhan dengan bahagia dan semangat beramal yang luarbiasa (ini yang kita harapkan ada pada kita), ada juga yang biasa saja (ada Ramadhan atau tidak sama saja), bahkan ada juga yang justru menyambut Ramadhan dengan mengeluh (memang shifat manusia sering berkeluh kesah), ya mengeluhkan akan berlapar haus seharian selama satu bulan, mengeluhkan pengeluaran yang akan membengkak (buat beli saur dan buka serta kebutuhan lainnya), harga-harga naik drastis, harus beli baju baru, sepatu baru dan yang baru-baru lainnya yang pasti semua itu menguras isi dompet yang tidak sedikit.

Ada ditipe manusia yang manakah kita?

Kita berharap ada pada tipe orang yang pertama yang senantiasa bahagia menyambut bulan Ramadhan yang penuh berkah ini yang disertai dengan semangat untuk mengisi bulan ini dengan amalan-amalan kebaikan dengan kualiatas dan kuantitas yang terbaik.

Timbul pertanyaan. Mengapa ada tipe kedua atau tipe ketiga dalam menyambut Ramadhan? Mengapa ada orang yang biasa saja menyambut bulan penuh berkah ini? Dan mengapa ada orang yang justru mengeluh dalam menyambut bulan yang penuh bonus pahala ini?

Jawabannya adalah karena ia tidak meyakini bahwa Ramadhan membawa keuntungan baginya. Karena setiap orang pasti akan bahagia dan bersemangat menyambut sesuatu yang akan datang padanya jika sesuatu itu membawa keuntungan, membawa bonus-bonus dan hadiah-hadiah yang banyak dan yang terbaik

Lalu pernyaannya kini Apa saja keuntungan Ramadhan, sehingga dengannya bisa membuat kita bahagia dan semangat dalam menyambut Ramadhan?

Berikut ini akan penulis coba sampaikan kepada Sahabat Qur’ani sekalian beberapa keuntungan bulan Ramadhan (selamat membaca)


Pertama, Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan maghfirah dan pahala yang besar

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam potongan terakhir surah Al-Ahzab ayat 35,
     …وَٱلصَّٰٓئِمِينَ وَٱلصَّٰٓئِمَٰتِ وَٱلۡحَٰفِظِينَ فُرُوجَهُمۡ وَٱلۡحَٰفِظَٰتِ وَٱلذَّٰكِرِينَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا وَٱلذَّٰكِرَٰتِ أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُم مَّغۡفِرَةٗ وَأَجۡرًا عَظِيمٗا ٣٥
Laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar (QS Al-Ahzab : 35)
Cukup jelas dalam ayat diatas bagi laki-laki maupun perempuan yang berpuasa Allah janjikan untuk mereka maghfirah (ampunan) dan pahala yang besar. Dan kedua hal ini sangatlah kita butuhkan karena setiap kita pastilah pernah melakukan dosa sehingga membutuhkan ampunan disisi Allah atas dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan salahsatu ciri manusia pasti pernah melakukan dosa,

    كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ
“Seluruh anak Adam berdosa… “ (HR Ibnu Maajah no 4241, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani)
Jikalah bukan Allah yang memberikan magfirahNya kepada kita dan jikalau dosa itu ditandai berupa tumpukan, maka sungguh mungkin tumpukan dosa kita akan melebihi besarnya gunung karena saking banyaknya dosa yang kita lakukan.

Ketahuilah Sahabat Qur’ani bahwasanya maghfirah ini berarti penutupan Allah atas dosa-dosa kita didunia dan diampuninya dosa-dosa kita di akhirat. Sebagaimana Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
    لاَ يَسْتُرُ اللهُ عَلَى عَبْدٍ فِي الدُّنْيَا إِلاَّ سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Tidaklah Allah menutup aib seorang hamba di dunia melainkan nanti di hari kiamat Allah juga akan menutup aibnya (mengampuni dosanya-pent).” (HR. Muslim no. 6537)
Dan sungguh salahsatu yang akan mendatangkan maghfirah dari Allah subhanahu wa ta’ala adalah dengan berpuasa. Hal ini juga dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam haditsnya yang mulia,
    مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, niscaya dosa-dosanya yang telah berlalu akan diampuni (HR. Bukhari no. 1901 dan Muslim no. 760)

Kedua, Puasa bisa menyelamatkan kita dari api neraka

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
    مَا مِنْ عَبْدٍ يَصُومُ يَوْمًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا بَاعَدَ اللَّهُ بِذَلِكَ الْيَوْمِ وَجْهَهُ عَنْ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا
“Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah, kecuali Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh tujuh puluh ribu musim.” (HR. Bukhari no. 2628 dan Muslim no. 1153)

Ketiga, Puasa adalah sebab dimasukkannya seorang hamba kedalam surga

Pada point kedua telah dijelaskan bahwa puasa bisa menjauhkan dari api neraka. Maka konsekuensinya dari point kedua ini adalah dimasukkannya kedalam surga, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
    إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَيَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ: أَيْنَ الصّاَئِمُوْنَ ؟ فَيَقُوْمُوْنَ لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ, فَإِذَا دَخَلُوْا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
“Sesungguhnya di Surga itu terdapat satu pintu yang diberi nama ar-Rayyan. Dari pintu itu orang-orang yang berpuasa akan masuk pada hari Kiamat kelak, tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu itu selain mereka. Dikatakan kepada mereka, ‘Manakah orang-orang yang berpuasa?’ Kemudian mereka berdiri (untuk memasukinya), tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu itu selain mereka, manakala mereka telah masuk, pintu itu ditutup dan tidak ada yang masuk selain mereka.” (HR. Bukhari no. 1896 dan Muslim no. 1152)

Keempat, Pahala puasa super banyak dan tidak terbatas

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
    كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Setiap amal anak Adam dilipatgandakan pahalanya. Satu macam kebaikan diberi pahala sepuluh hingga tujuh ratus kali. Allah ‘azza wajalla berfirman; ‘Selain puasa, karena puasa itu adalah bagi-Ku dan Akulah yang akan memberinya pahala. Sebab, ia telah meninggalkan nafsu syahwat dan nafsu makannya karena-Ku.’ Dan bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Kebahagiaan ketika ia berbuka, dan kebahagiaan ketika ia bertemu dengan Rabb-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada wanginya kesturi.” (HR. Muslim no. 1945)

Adapun rincian dari Hadits ini adalah sebagai berikut,

Pertama, Allah menisbatkan ibadah puasa kepada diri-Nya, “karena puasa itu adalah bagi-Ku” Ini berarti Allah mengistimewakan ibadah puasa dari amal-amal shaleh yang lain yang dikerjakan oleh hamba-hamba-Nya. Makna pausa untuk Allah adalah bahwa puasa tidak dikerjakan oleh seorang pun kecuali dengan niat untuk Allah. Ia adalah ibadah yang bersifat rahasia antara Allah dan orang yang berpuasa saja, hingga tidak ada celah bagi orang yang berpuasa untuk riya dalam melakukannya, berbeda dengan ibadah yang lainnya. (Lihat Syarh Suyuthi li An Nasa`i: 4/158, tahqiq Abdul Fattah Abu Ghuddah)

Kedua, Pahala shaum sangat besar. Karena Allah menyatakan bahwa jika amal selain shaum dilipatgandakan dari sepuluh hingga tujuhratus, maka shaum tidak demikian. Pahala shaum dilipatgandakan menjadi tidak terbatas. Inilah makna dari lafadz, “Akulah yang yang akan memberikan pahala.” Hal ini juga sesuai dengan firman Allah tentang orang-orang yang bersabar, “Sesungguhnya orang-orang yang sabar akan dibalas dengan pahala yang tidak terhingga.” (QS. Az-Zumar : 10). Karena puasa mengandung nilai kesabaran yang amat besar. (Lihat Hâsyiyah As-Sindi: 4/159)

Ketiga, Orang yang berpuasa akan mendapat dua kebahagiaan. Kebahagiaan yang pertama adalah ketika berbuka. Ia berbahagia karena telah selesai menyempurnakan ibadah shaumnya, atau berbahagia karena dapat makan dan minum, atau berbahagia karena apa yang ia harapkan dari pahala shaum tersebut. Sebagaimana terdapat dalam doa berbuka, ذَهَبَ الظَّمَأُ، وابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَاللهُ (Telah hilang dahaga, telah basah kerongkongan dan telah tetap pahala Insya Allah). Kebahagiaan yang kedua adalah ketika bertemu dengan Rabbnya seraya mendapatkan pujian dan kemenangan saat bertemu dengan-Nya. (Miyskâtu al Mashâbîh: 6/249)

Keempat, Bau mulut orang yang berpuasa dinyatakan oleh Allah lebih baik, lebih utama dan lebih wangi dari minyak misk. Karena bau mulut orang yang berpuasa itu muncul karena ketaatan kepada Allah, maka Allah menyukainya.


Demikian Sahabat Qur’ani beberapa keuntungan berpuasa dibulan Ramadahan. Semoga bermanfaat dan mohon maaf atas segala kesalahan

Walllahu a’lam


Selesai ditulis oleh: Irfan Abu Ibrahim
Di pagi cerah nan indah @Asrama dari langit Masjid At-Taqwa KPAD Gerlong Girang

Irfan Abu Ibrahim
Penulis di Catatan Hikmah
Load disqus comments

0 komentar