Jumat, 08 April 2016

Dari Ibu,Untukmu


Ini pesan yang indah untuk kalian yang mengaku perempuan maupun laki-laki. Perhatikan seksama, baca hingga usai. Untukku dan untukmu.

Cerpen : Anak Perempuan Ibu

Besok kalau kamu menjadi pasangan seseorang. Katakan padanya untuk berjanji dan mengijinkanmu menjadi apapun yang kamu mau. Karena menjadi istri bukan berarti tidak lagi bisa mewujudkan mimpi. Tunjukkan padanya bahwa kamu tetap memahami peranmu dengan baik dan tetap bisa menunjukkan tanggungjawabmu.

Bila besok kamu menjadi pasangan seseorang. Biarkan dia memimpinmu, tapi jangan biarkan dia menguasaimu. Karena hidup seseorang tidak ada dalam kuasa tangan manusia. Kamu tetap memiliki pendapat, kamu tetap memiliki perasaan, yang itu semua harus bisa kamu kompromikan.

Mengalah tidak selalu menyelesaikan masalah. Pastikan bahwa laki-laki yang nantinya mengajakmu hidup bersama adalah laki-laki yang bisa diajak berdiskusi, bukan menang sendiri. Pastikan bahwa dia bisa melihat sebuah masalah dengan sudut pandang yang luas. Bagaimana kamu tahu itu semua, kamu bisa mengenali pilihan katanya ketika bicara, kamu pun bisa mengenali dari setiap keputusan yang dia ambil dalam hidupnya sebelum ia bertemu denganmu.

Katakan padanya bahwa kamu akan tetap menjadi dirimu sendiri. Katakan padanya bahwa suatu hari nanti kamu pasti akan rindu ibu dan ayahmu, pastikan dia laki-laki yang mengerti hal itu. Karena ibu telah menjadi ibunya, ayahmu telah menjadi ayahnya.

Katakan padanya suatu hari, bahwa ia akan menjadi sebab besar kamu masuk surga, sementara surganya ada pada ridho orang tuanya. Buatlah dia percaya bahwa kamu akan membantunya untuk berbakti kepada orangtuanya.

Karena anak perempuan ibu ini akan menjadi bidadari semesta. Ibu tidak akan membiarkanmu menjadi pendamping laki-laki biasa. Dia harus luar biasa, setidaknya menurut ibu.

Yogyakarta, 5 April 2015 | ©kurniawangunadi

Cerpen : Pesan Ibu kepada Anak Laki-Lakinya tentang Cinta

Nak, besok kalau kamu menyukai seorang perempuan. Tidak apa-apa bila ibu tidak tahu, karena mungkin kamu malu mengatakannya. Ibu hanya berpesan agar kamu jangan sembarangan mengutarakan perasaanmu itu kepadanya. Kalau kamu mau mengutarakannya, maka kamu wajib mengabarkannya dahulu kepada ayah dan ibu. Karena perkara itu bukan main-main.

Bila kamu merasa belum cukup kuasa mengatakannya. Maka, jagalah dia dengan kamu menjaga perasaanmu sendiri. Jangan sekali-kali menyebut namanya sembarangan. Itu bisa menjatuhkan kehormatannya. Itu bisa menjatuhkan perasaannya dan berasumsi tentang kamu.

Kalau mau. Kamu diam, tapi tetaplah bergerak. Karena cinta itu energi yang luar biasa untuk melakukan banyak hal baik. Mudahkanlah urusannya diam-diam. Buatlah dia bahagia diam-diam. Kamu tidak usah tampil bak pahlawan yang seolah-olah selalu ada ketika dia butuhkan. Sembunyilah di tempat yang aman, tapi kamu selalu terjaga untuk membuatnya tetap aman.

Mudahkanlah urusannya, bantulah dia menyelesaikan masalahnya diam-diam. Buatlah dia bahagia diam-diam. Doakan dia dengan cara-cara yang ahsan. Kamu akan menjadi orang pertama yang bahagia karena dia bahagia. Karena, satu kesalahan besar laki-laki yang ibu tahu adalah mengatakan perasaannya tapi tidak siap untuk mengikatnya. Kamu anak laki-laki ibu, ibu akan marah jika kamu melakukannya diam-diam tanpa sepengetahuan ibu.

Rumah, 12 Mei 2015 | ©kurniawangunadi



Annisa Maryam
Load disqus comments

0 komentar