Kamis, 14 April 2016

Bukan, Bukan Ku Bergantung Padamu

Hari ini (07 Juni 2015) ada agenda evaluasi sughra di BAQI ry, acaranya dimulai jam 07.30 pagi. Tapi aku datangnya telat 13 menit ry, hehe alhasil kena iqob deh. 13 ayat yang dihafal harus disetorkan. Hmm kirain Cuma ancaman semata dari MPO soal iqob itu nyatanya ini serius ry. Wah lain kali harus on time nih. Tapi itu komitmen kan ry, setiap komitmen yang dilanggar tentu akan ada konsekuensi yang harus ditanggungnya kan? Sama seperti halnya sebuah amanah ry, jika kita sudah komitmen akan suatu hal maka ya harus dijalankan sampai akhir. Bukan hanya sekedar lepas tanggung jawab ya sudah tidak ada apa-apa lagi. Tapi lebih dari itu.


Jujur, aku sendiri betah di organisasi ini karena memang sosok-sosok yang ku temui disini begitu luar biasa. Ada yang selalu semangat menuntut ilmu dan menularkannya kepada sesama. Ada yang selalu semangat akan konsumsinya. Ada yang sangat semangat untuk selalu belajar dan mengajarkannya, ada. Ada yang selalu tersenyum, begitu tulusnya hingga tanpa sadar yang lain pun membalas senyumnya dengan tulus pula. Meski mungkin awalnya ia sedang tak ingin tersenyum. Ada juga yang meski ditengah kesibukan dengan amanah lain, tapi BAQI selalu menjadi rumah tempat ia kembali. Ada yang semangatnya akan naik lagi karena pengaruh seseorang yang amat dia hormati di BAQI. Ada juga yang rajin curhat dan kepo akan kondisi pengurus lain, jika dirasa ada yang mulai berbeda maka ia segera meluruskan. Ada yang malu-malu karena merasa diri belum pantas berada di barisan ini, ada juga yang selalu ceria menyambut saudaranya di rumah (sekre)

Beragam warna aku temui disini. Bersama dengan komunitas orang-orang baik memang tidak selalu membuat kita menjadi baik setiap saat. Akan tetapi, setiap kebaikan yang kita tanam akan berbuah kebaikan yang lebih lagi dikemudian hari.

Aku harus memaksakan diri untuk menjadi baik. Bukan berarti karena paksaan itu lalu hati jadi tidak ikhlas, tetapi jika bukan karena dipaksa tentu tidak akan terbiasa. Setelah terbiasa tentu tidak harus lagi dipaksa, karena bukan lagi menjadi tuntutan tapi sudah menjadi suatu kebutuhan. Apanya? Ya kebaikan itu. Menjadi semakin baik setiap harinya itu akan jadi kebutuhan kita. Karena selama hidup kita jika tidak menanam yang baik, ya berarti menanam yang buruk. Karena hidup di dunia ini sejatinya adalah ladang amal untuk bekal kehidupan kita di akhirat nanti. Jika saja setiap detik kita ingat akan hal itu, maka mungkin tidak akan ada lagi keraguan untuk berbuat baik setiap harinya.

Sempat terlintas akan menarik diri dari barisan ini, tapi setiap kali terlintas akan hal itu, setiap kali itu pula aku merasa apakah nanti setelah aku mundur, diri ini akan selalu baik setiap harinya? Karena sungguh, salah satu obat hati itu adalah perkumpulan dengan orang-orang shalih ry. Bukan, bukan berarti aku bergantung dan hanya karena di BAQI aku menjadi baik ry, akan tetapi, setidaknya karena disini maka selalu ada pengingat diri untuk terus membaikkan hati dan menjaganya. Karena hati, selalu cenderung pada ajakan. Dimulai dari ajakan, maka seseorang bisa menjadi buruk jika ajakannya sesat.

Sekali lagi, bukan ku bergantung padamu (BAQI) untuk menjadi baik, bukan karenamu niat awalku menjadi baik. Tapi karena aku sadar menjadi baik itu tidak lah mudah jika sendiri, karena aku sadar niat baik itu harus diiringi keikhlasan. Maka aku niatkan, ah bukan, maka aku tekadkan hati untuk selalu menjadi baik setiap harinya dengan selalu bersamamu. Bersama para pewaris ilmu, para pencari cahaya kebaikan (agama), para penghafal kalamullah, para mujahid, para penggerak dan pemicu semangat kebaikan. Karena atas dasar cinta-Nya juga lah kita dipertemukan dan dipersatukan disini. Di jalan dakwah ini.

Allahua’lam

#Bumi Allah, diperbarui 20 Juli 2015


note :
Ry = panggilan kecil untuk diary


Senja Jingga
Load disqus comments

0 komentar