Untuk lulus pada tes baca Al-Qur’an, para mahasiswa yang mengontrak PAI minimal bisa pada tingkat terampil, yaitu bacaan Al-Qur’an dan tajwidnya relatif benar. Dan yang lebih penting lagi yaitu bahwa lulus pada tes baca Al-Qur’an ini merupakan syarat untuk lulus mata kuliah PAI.
Setelah ketua umum BAQI memaparkan sepintas tentang tes bacaan Al-Qur’an, UKM BAQI mengadakan talkshow bersama para penghafal Al-Qur’an mereka adalah Kang Izudin dan Kang Ade. Berikut sekilas hasil talkshow yang sudah direkam oleh Depikom BAQI.
1. Sejak kapan mulai menghafal Al-Qur’an?
- Izudin : Saya menghafal Al-Qur’an dari kelas 4-6 SD sudah 15 Jus. Dan sudah hafal Al-Qur’an ketika sudah Aliyah.
- Kang Ade : Kelas 2 SMA mulai menghafal jus 30.
2. Bagaimana metode menghafal Al-Qur’an yang paling tepat?
- Izudin : tidak ada metode khusus, metode kita sendirilah yang paling pas. Saya sendiri mengusahakan satu halaman dengan tajwid dan makhorijul huruf yang tepat. Menghafal satu ayat, kemudian 2 ayat, diulang lagi dan hingga seterusnya, Insyaallah akan lebih cepat hafalnya.
- Kang Ade : Satu ayat dibaca, kemudian diulang 10 kali. Agar tidak cepat lupa, bisa mendengarkan murottal, Maksudnya adalah seperti mengerjakan aktifitas sembari mendengarkan murottal.
3. Bagaimana mengatur/membagi waktu untuk menghafal Al-Qur’an?
- Izudin : Setiap hari harus ada target untuk murojoah, seperti 1 jus.
- Kang Ade : Minimal 15 menit untuk menghafal Al-Qur’an. Intinya adalah meluangkan waktu untuk menghafal Al-Qur’an. Kemudian muroja’ah, saya biasanya muroja’ah sebelum tidur, agar ketika bangun nanti hafalan tidak seketika hilang begitu saja.
4. Cara menjaga hafalan bagaimana?
- Izudin : Sekali lagi, tidak ada metode khusus. Istiqomah lah yang mesti harus dijaga untuk bisa menjadi seorang penghafal Al-Qur’an.
- Kang Ade : Menurut Saya lebih sulit menjaga hafalan dari pada menghafal Al-Qur’an. Kita mesti lebih sering berinteraksi dengan Al-Qur’an dengan membacanya. Selain itu membaca hafalan kita ketika shalat wajib, maupun sunah, khususnya shalat pada malam hari, yaitu ketika suasana sunyi dan dalam keadaan yang tenang.
5. Motivasi untuk menghafal Al-Qur’an?
- Izudin : Waktu SD, motivasi saya, jujur… agar bisa keluar cepat dari pesantren. Namun ketika sudah SMP dan SMA, Saya sudah berfikir rasional bagaimana luar biasanya menghafal Al-Qur’an. Kemudian motivasi saya adalah orang tua, membahagiakan orang tua dengan menghafal Al-Qur’an. Jadi, motivasi besar saya adalah datangnya dari diri Saya sendiri dan dari orang tua.
- Kang Ade : Tujuan menghafal Al-Qur’an harus jelas. Al-Qur’an merupakan kalam Allah. Banyak faedah-faedah di dalamnya yang sudah sangat jelas sekali. Dan juga banyak ilmu pengetahuan di dalam Al-Qur’an. Bayangkan ketika kita menghafal Al-Qur’an, apalagi ketika mengulang-ngulangnya, pahala yang akan kita dapatkan akan berlipat-lipat ganda. Banyak manfaat yang saya rasakan ketika menghafal Al-Qur’an, seperti hati yang bisa menjadi tenteram.
6. Bagaimana mengamalkan ayat-ayat Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-sehari dari sisi penghafal Al-Qur’an?
- Izudin : Kita adalah manusia yang bisa saja salah. Dan syukurnya adalah Allah maha pengampun. Namun ini yang menjadi motivasi saya untuk terus mengkaji Al-Qur’an dan mengamalkan ayat-ayatnya.
- Kang Ade : Tidak mudah memang mengamalkan isi Al-Qur’an. Satu ayat pun sangat sulit. Intinya dengan menghafal Al-Qur’an kita bisa menanyakan diri kita sendiri, masak sih seorang penghafal Al-Qur’an melakukan zina?
7. Mengenai wanita yang haid, karena semangat menghafal Al-Qur’an bisa saja menurun karena hal itu.
- Izudin & Kang Ade :
- Bisa disiasati dengan mendengarkan murottal Al-Qur’an. Untuk semangat sendiri, bukan seorang Akhwat saja yang semangatnya kadang-kadang turun, kadang-kadang malah semangat sekali, melainkan seorang ikhwan juga, seperti itu.
0 komentar