“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia”. (HR. Ahmad) inilah testimoni dari Rasul kita yang mulia 15 abad yang lalu. Begitulah Beliau menjelaskan kepada kita bahwa salahsatu tugas Beliau diutus adalah menyempurnakan akhlaq yang mulia.
Dalam kesempatan kali ini dan mungkin untuk beberapa kesempatan kedepan, Insya Allah kita akan mencoba membahas tentang ghibah. Insya Allah yang akan kita bahas tekait ghibah ini dimulai dari definisi ghibah, bahaya-bahaya ghibah, hal-hal yang menyebabkan kita mengghibahi seseorang, adab ketika kita menjadi objek yang dighibahi, dan terkakhir mengenai ghibah-ghibah yang diperbolehkan.
Aku memohon kepada Allah subhanahu wa ta’alaa dengan nama-namaNya yang husna dan shifat-shifatnya yang mulia agar memudahkanku untuk menulis tentang ghibah ini sehingga setiap point-point yang telah disampaikan diatas bisa tersampaikan dengan baik, dan akupun memohon kepada Allah.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ رِزْقًا طَيِّبًا، وَعِلْمًا نَافِعًا، وَعَمَلا مُتَقَبَّلاPembahasan Pertama: Definisi Ghibah
“Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadamu rizki yang baik, ilmu yang bermanfaat, dan amalan yang diterima”. (HR. Ibnu Maajah)
Apa itu ghibah?
Mungkin banyak diantara kita ketika ditanya apa itu ghibah? Kita akan mennjawab, “Ghibah itu membicarakan keburukan/kejelekan orang lain saat dia tidak ada”. Contohnya, misalkan kita menceritakan kebiasaan si fulan yang jarang mandi pagi kepada sahabat kita ketika kita sedang ngobrol didepan kelas. Lalu, pertanyaannya kini jika memang benar si fulan itu jarang mandi pagi, apakah hal ini masih bisa dikatakan ghibah?
Untuk menjawab pertanyaan ini mari kita simak penuturan Rasul dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada para sahabat, “Taukah kalian apa itu ghibah?. Maka para sahabat menjawab, “Allah dan Rasulnya yang lebih tahu”. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْغِيْبَةُ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُDengan kata lain ghibah adalah engkau membicarakan saudaramu, yang apabila ia mengetahui dan mendengarnya ia tidak suka dengan pembicaraanmu tersebut. Contohnya misal yang tadi kita membicarakan si fulan yang jarang mandi kepada orang lain dan jika si fulan tahu aibnya dibicarakan, ia tidak akan suka.
“Ghibah adalah engkau membicarakan saudaramu, dengan apa yang dia benci”
Maka setelah Rasul menjelaskan salah seorang dari sahabat angkat bicara dan bertanya:
أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُوْلُBagaimana jika si fulan ini memang jarang mandi (contoh kita yang tadi), ini kenyataan. Kita menjadi saksi hidup karena kita memang teman satu kosannya misal.
“Bagaimana menurutmu apabila yang saya sampaikan itu adalah benar ada padanya?”
Coba kita simak apa jawaban Rasul
إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُول فَقَدْ اِغْتَبْتَهُ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فَقَدْ بَهَتَّهُCoba perhatikan penjelasan Rasul diatas, jika memang si fulan benar-benar jarang mandi pagi dan itu memang fakta maka sungguh kita telah mengghibahinya, dan jika ternyata faktanya bertentangan dari apa yang kita ceritakan maka sungguh kita telah memfitnah si fulan.
“Jika hal itu benar ada padanya, maka sungguh engkau telah menggibahinya, dan apabila hal itu tidak benar, maka sungguh engkau telah memfitnah dirinya.”
Sudah cukup jelas ya penjelasan diatas. Jika yang kita bicarakan akan keburukan atau kejelekan seseorang dihadapan orang lain yang jika orang yang kita biacarakan tahu kita membicarakan keburukannya dihadapan orang lain maka ia akan benci dan tidak suka walaupun hal tersebut adalah fakta terjadi, maka itu yang di sebut dengan ghibah, adapaun jika yang kita bicarakan akan keburukan atau kejelekan seseorang dihadapan orang lain namun itu tidak terjadi maka itu bukan lagi ghibah akan tetapi hal itu merupakan fitnah.
Mungkin cukup sekian untuk kesempatan kali ini, semoga bisa difahami definisi dari ghibah yang telah coba kita jelaskan diatas dan nantikan catatan selanjutnya mengenai bahaya-bahaya ghibah.
#SayNotoGhibah
Wallahu a’lam
————————
Sumber : Ceramah Islam (Rekaman Audio Kajian dari www.radiorodja.com) Adab dan Akhlaq Seorang Muslim dengan Pemateri Ustadz Muhammad Nuzul Dzikry, Lc. Hafidzahullah
Irfan Abu Ibrahim
0 komentar