Jika Kita pergi ke Makkah, Kita akan melihat ibu-ibu yang mengangkat tangan ke langit dan mendoakan anak-anak mereka dalam bahasa Arab. Saat pergi ke Jerman, Kita akan melihat gadis-gadis kecil yang memanggil Allah dalam bahasa Jerman dan memohon kebahagiaan bagi mereka. Ketika Kita pergi ke negara Afrika, Kita akan melihat orang-orang berkulit hitam yang dalam bahasa dan dialek yang namanya bahkan tak Kita ketahui, menyebut nama Allah dan meminta bantuan-Nya.
Bila Kita pergi ke Amerika, Kita akan menyaksikan banyak pria tua yang berjalan menuju rumah mereka dengan menggunakan tongkat, sambil berbicara dengan Allah dalam bahasa Inggris. Dan andai Kita melihat dunia dari atas, Kita akan melihat ribuan pria dan wanita, tua dan muda, yang masing-masing berbincang-bincang dengan Allah dalam bahasa mereka sendiri.
Allah tahu segala isi hati manusia dan mendengarkan tiap ucapan mereka, semua manusia adalah hamba Allah. Bagi Allah, tak ada bedanya apa bahasa yang digunakan manusia tersebut. Dia memahami semua bahasa dan dialek. Jika Kamu mau, kamu bisa berbicara dengan-Nya dalam bahasa Indonesia, atau Arab, atau Inggris. Hanya shalat yang harus dilakukan dalam bahasa Arab. Tapi sebelum dan sesudahnya, Kita bisa berbicara dengan Allah berjam-jam dalam bahasa Indonesia atau bahasa lain.
Barangkali, alasan kenapa Kita harus shalat dalam bahasa Arab adalah supaya umat Islam menunjukkan persatuan mereka dalam shalat yang bentuknya serupa, dan bahwa mereka beriman kepada Tuhan, nabi, dan agama yang sama. Bayangkan jika di sebuah tempat seperti Ka’bah di Makkah, tiap muslim melakukan shalat dengan bahasanya sendiri. Bukankah ini terlihat tidak serasi? atau, bayangkan bila dalam sebuah shalat berjamaah masing-masing orang melakukan shalat dalam bahasa dan dialeknya sendiri. Tapi, dengan shalat dalam bahasa Arab, umat Islam bisa menunjukkan persatuan dan kesatuan mereka.
Selain itu, ketika Kita melakukan shalat dalam bahasa Arab, Kita bisa belajar bahasa ini sedikit demi sedikit. Bukankah bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur’an, bahasa hadits Nabi Muhammad saw.? Jika Kita menguasai bahasa ini, Kita bisa mengambil manfaat lebih banyak dari Al-Qur’an dan Sunah Nabi saw.
Jadi, bila Allah meminta Kita melakukan shalat dalam bahasa Arab, apapun alasannya, ini tidak berarti bahwa Dia tidak memahami bahasa Indonesia. Sebab Al-Qur’an mengatakan, “Allah mengetahui segala sesuatu.”(Al-Baqarah: 29). Dia paham semua bahasa dan dialek. Di selain shalat, manusia bebas berbicara dengan Allah dalam semua bahasa.
Referensi:
– Abhari, Gholamreza. 2011. Cara Pintar Mengenal Allah. Tapak Sunan Publishing House: Cirebon
0 komentar