Senin, 21 Maret 2016

Fungsi Masjid Nabawi pada Masa Hidup Rasulullah

Masjid Nabawi memiliki posisi penting dalam kehidupan Madinah sebagai pusat pemerintahan Islam pertama. Ia bukan hanya tempat menunaikan salat, lebih-lebih salat Jumat secara berjamaah sebagaimana diperintahkan Allah. Bukan hanya tempat iktikaf dan tahajud. Lebih dari itu, Ia memiliki sejumlah fungsi lain.

Masjid Nabawi adalah tempat kajian keilmuan dan keagamaan dalam bentuk lingkaran atau halakah, forum tadarus Al-Qur’an, tempat Nabi menyampaikan bimbingan, arahan, perintah, dan larangan kepada para sahabat. Juga sebagai sekolah, terutama dan yang terpenting sekolah ahli Sufah.


Ia juga lembaga perundingan, lembaga pengambilan keputusan, lembaga tempat orang-orang meminta fatwa bila Rasulullah sedang tidak ada. Dari masjid ini pula Rasulullah memberangkatkan peleton pasukan sekaligus menunjuk satu orang yang dinilai memiliki integritas dan kemampuan untuk memimpin mereka.

Dengan begitu, Masjid Nabawi menjadi tempat paling penting pada masa hidup Rasulullah dan sahabat. Ia adalah tempat semua hati bergantung. Sebuah kebun surga tempat mereka menggembala jiwa. Sesekali acara hiburan digelar di masjid ini. Pernah orang-orang Habsyi unjuk kebolehan bermain pedang. Mereka bergulat dan menari. Nabi tampak senang dan terhibur. Bahkan, sampai merasa perlu mengajak Aisyah ikut menonton pertunjukan itu dari balik tabir di kamarnya.

Dengan demikian, apakah tidak mungkin untuk disimpulkan bahwa Masjid Nabawi adalah pusat seluruh aktivitas kenegaraan? Bukankah ia pusat militer, pusat penulisan, perundang-undangan, sekaligus pusat administrasi dan perkantoran? Ya, di sinilah ruh perundang-undangan Tuhan diembuskan, meski kelak negara memiliki ranah khusus dan mandiri.



Referensi:
Abazhar, Nizar. 2010. Ketika Nabi di Kota. Jakarta: Zaman
Load disqus comments

0 komentar